Selasa, 15 November 2011

Teknologi Serat Optik di Indonesia (PT Telkom)

Teknologi serat optik di Indonesia khususnya pada PT Telkom, baru mulai diaplikasikan sekitar tahun 1990. Dari segi dimensi fisik, ketahanan, harga dan kapasitasnya jelas serat optik lebih unggul dibanding kabel tembaga. Hanya yang masih sedikit jadi kendala adalah mahalnya perangkat yang menggunakan teknologi optik ini. Pada tahun 2000, PT Telkom sudah mulai tidak menginvestaikan kabel tembaga lagi, semua investasi untuk intalasi baru menggunakan serat optik. Penggantian ini pun tidak serta merta dilakukan, akses tembaga yang mengalami gangguan atau sudah rusak diganti dengan serat optik sehingga perlahan tapi pasti serat optik pun menggeser posisi kabel tembaga sebagai akses utama. Walaupun memang ada beberapa bagian dari jaringan distribusi yang akan tetap menggunakan kabel tembaga.

Perkembangan teknologi sekarang ini kecenderungan akan bergeser ke arah penggunaan akses optik, Serat Optik akan digunakan sebagai jaringan backbone. PT Telkom sendiri menargetkan sekitar tahun 2015 akses optik akan sudah sampai ke pelanggan rumahan (FTTH : Fiber To The Home). Sedang untuk sementara, penggunaan akses optik ini baru sampai pada tahapan sebagai pengganti kabel primer, yaitu kabel dari sentral sampai ke RK (Rumah Kabel), untuk RK sendiri masih menggunakan tembaga.

Saat ini PT Telkom sedang mengembangkan proyek untuk FTTH ini. FTTH ini sudah diuji coba di beberapa wilayah Telkom Risti, Bandung. Karena kapasitasnya yang terlalu besar maka akan sayang jika serat optik ini hanya dimanfaatkan pelanggan rumahan yang bisanya hanya menggunakan layanan voicemenggunakan pesawat telepon. Untuk mengatasi hal ini, maka dipakailah splitter untuk membagi kapasitas tersebut sehingga yang sampai ke rumah-rumah tidak terlalu besar dan tidak akan terbuang sia-sia. Nantinya, apabila akses optik ini sudah sampai ke pelanggan rumahan, maka semua layanan akan menggunakan MSAN (Multi Service Access Network) dengan basis IP, tak terkecuali untuk layanan suara atau telepon. Layanan telepon akan diakses menggunakan softswitch yang berbasis IP atau lebih dikenal dengan IP Phone atau Soft Phone. Tentunya teknologi ini akan semakin memudahkan penyedia layanan dan pelanggan karena biaya operasionalnya akan jauh lebih murah. Walaupun akan sedikit mahal dalam servis penyediaan IP-nya. Uji coba layanan MSAN ini sudah dilakukan di wilayah Bali sekitar tahun 2006, dan nantinya hal ini akan diaplikasikan di seluruh wilayah Indonesia dengan backbone menggunakan serat optik tentunya. (ll)

Leave a Reply

 
 

Link List

Recent Comments

Followers

About Me

Prb dan Ll adalah pengrus dari blog ini. Saat ini prb kuliah di STTN-BATAN dan ll kuliah di ITTelkom.